Tuesday, January 1, 2019

Hui Shih - Tokoh dalam Sejarah Filsafat Cina


“Hui Shih”

1.      Hui Shih

Hui Shi 370–310 SM, atau "Guru Hui”, merupakan seorang filsuf Cina selama periode Negara Berperang. Ia adalah perwakilan dari School of Names (Sophists atau Dialecticians), serta terkenal karena sepuluh paradoks tentang relativitas waktu dan ruang.

2.      Ajaran

Hui Shih merupakan seorang dengan banyak cara dan tulisannya yang akan mengisi lima gerbong. Tetapi doktrin-doktrinnya masih campur aduk dan menyimpang serta kata-katanya melebar dari sasaran. Cara dia menangani hal-hal tersebut yaitu dapat dilihat dari ungkapan berikut :
a.       "Yang terbesar tidak memiliki apa-apa selain itu (Ketunggalan Besar). Yang terkecil tidak memiliki apa pun di dalamnya (Ketunggalan Kecil)."
b.      "Yang tidak memiliki ketebalan tidak dapat ditambah ketebalannya, namun itu adalah seribu li dalam dimensi."
c.       "Langit sama rendahnya dengan bumi, gunung dan rawa memiliki tingkat yang sama."
d.      "Matahari di siang hari adalah matahari yang sedang terbenam. Makhluk yang lahir adalah makhluk yang menuju kematian."
e.       "Segala sesuatu bersifat sama apabila dilihat dari satu sisi. Segala sesuatu bersifat berbeda apabila dilihat dari sisi lain.”
f.        "Wilayah selatan tidak memiliki batas dan belum memiliki batas."
g.       "Saya berangkat ke Yueh hari ini dan saya tiba di Yueh kemarin."
h.       "Cincin yang terhubung bisa dipisahkan."
i.         "Pusat dunia ada di utara Yueh dan di selatan Yueh."
j.        "Kasihlah segala sesuatu secara sama karena segala sesuatu itu berubah-ubah (nisbi)."
Dengan ucapan seperti ini, Hui Shih mencoba memperkenalkan pandangan yang lebih murah hati tentang dunia dan mencerahkan para retorika.

3.      Relevansi

Relevansi terhadap ilmu alam.
Hui Shih menekankan terlebih dahulu data empiris tentang dunia alam, dan kemudian melanjutkan untuk mencari penyebab fenomena alam. Itulah mengapa dia bisa menjawab semua pertanyaan tentang penyebab berbagai macam fenomena alam tanpa berpikir dua kali.
Suatu hari ada seorang pria dari selatan bernama Huang Liao, yang bertanya kepada Hui Shih mengapa langit tidak jatuh dan bumi tidak jatuh, dan yang tentang alasan angin dan hujan dan guntur, kemudian Hui Shih mampu merespon tanpa ragu-ragu, untuk menjawabnya bahkan tanpa berpikir sesaat. Ia berbicara bahwa segala sesuatu di alam semesta tanpa akhir dan tanpa batas, namun ia berpikir ia belum berbicara cukup banyak, tetapi terus mengatakan kepada orang asing, dan hal yang asing.
Hui Shih mengamati dan mengumpulkan data empiris tentang fenomena alam, yaitu astronomi, geografis, dan meteorology, kemudian mencoba menjelaskan fenomena ini dengan menarik sebab-akibat mereka sebelum ia menyatakan proposisi tentang mereka. Jika hidup di zaman saat ini, Hui Shih akan menjadi seorang yang ahli dalam ilmu alam. Pemikiran Hui Shih juga memiliki relevansi terhadap perdebatan.

4.      Evaluasi Kritis

Dari ke-sepuluh pemikiran Hui Shih di atas, bagi orang-orang itu merupakan paradox. Kata paradoks sering digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh definisi tidak dapat benar, banyak paradoks dapat memiliki sebuah jawaban, meskipun banyak yang tetap tak terpecahkan, atau hanya terpecahkan dengan perdebatan. Sehingga ke sepuluh pernyataan Hui Shih tersebut masih banyak orang yang mempertanyakannya. Mengapa demikian dan mengapa bisa seperti itu.

No comments:

Post a Comment

Pengalaman Apply Kerja di salah satu startup logistic di Indonesia

  As a result, we have decided to pursue other candidates who more closely fit our needs Itu adalah kalimat yang masuk ke emailku hari ini w...