“Hui Shih”
1. Hui
Shih
Hui
Shi 370–310 SM, atau "Guru Hui”, merupakan seorang filsuf Cina selama
periode Negara Berperang. Ia adalah perwakilan dari School of Names (Sophists
atau Dialecticians), serta terkenal karena sepuluh paradoks tentang relativitas
waktu dan ruang.
2. Ajaran
Hui
Shih merupakan seorang dengan banyak cara dan tulisannya yang akan mengisi lima
gerbong. Tetapi doktrin-doktrinnya masih campur aduk dan menyimpang serta
kata-katanya melebar dari sasaran. Cara dia menangani hal-hal tersebut yaitu dapat
dilihat dari ungkapan berikut :
a. "Yang
terbesar tidak memiliki apa-apa selain itu (Ketunggalan Besar). Yang terkecil
tidak memiliki apa pun di dalamnya (Ketunggalan Kecil)."
b. "Yang
tidak memiliki ketebalan tidak dapat ditambah ketebalannya, namun itu adalah
seribu li dalam dimensi."
c. "Langit
sama rendahnya dengan bumi, gunung dan rawa memiliki tingkat yang sama."
d. "Matahari
di siang hari adalah matahari yang sedang terbenam. Makhluk yang lahir adalah makhluk
yang menuju kematian."
e. "Segala
sesuatu bersifat sama apabila dilihat dari satu sisi. Segala sesuatu bersifat
berbeda apabila dilihat dari sisi lain.”
f.
"Wilayah selatan tidak memiliki
batas dan belum memiliki batas."
g. "Saya
berangkat ke Yueh hari ini dan saya tiba di Yueh kemarin."
h. "Cincin
yang terhubung bisa dipisahkan."
i.
"Pusat dunia ada di utara Yueh dan
di selatan Yueh."
j.
"Kasihlah segala sesuatu secara
sama karena segala sesuatu itu berubah-ubah (nisbi)."
Dengan
ucapan seperti ini, Hui Shih mencoba memperkenalkan pandangan yang lebih murah
hati tentang dunia dan mencerahkan para retorika.
3. Relevansi
Relevansi
terhadap ilmu alam.
Hui
Shih menekankan terlebih dahulu data empiris tentang dunia alam, dan kemudian
melanjutkan untuk mencari penyebab fenomena alam. Itulah mengapa dia bisa
menjawab semua pertanyaan tentang penyebab berbagai macam fenomena alam tanpa
berpikir dua kali.
Suatu
hari ada seorang pria dari selatan bernama Huang Liao, yang bertanya kepada Hui
Shih mengapa langit tidak jatuh dan bumi tidak jatuh, dan yang tentang alasan
angin dan hujan dan guntur, kemudian Hui Shih mampu merespon tanpa ragu-ragu,
untuk menjawabnya bahkan tanpa berpikir sesaat. Ia berbicara bahwa segala
sesuatu di alam semesta tanpa akhir dan tanpa batas, namun ia berpikir ia belum
berbicara cukup banyak, tetapi terus mengatakan kepada orang asing, dan hal
yang asing.
Hui
Shih mengamati dan mengumpulkan data empiris tentang fenomena alam, yaitu
astronomi, geografis, dan meteorology, kemudian mencoba menjelaskan fenomena
ini dengan menarik sebab-akibat mereka sebelum ia menyatakan proposisi tentang
mereka. Jika hidup di zaman saat ini, Hui Shih akan menjadi seorang yang ahli
dalam ilmu alam. Pemikiran Hui Shih juga memiliki relevansi terhadap
perdebatan.
4. Evaluasi
Kritis
Dari
ke-sepuluh pemikiran Hui Shih di atas, bagi orang-orang itu merupakan paradox. Kata
paradoks sering digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh
definisi tidak dapat benar, banyak paradoks dapat memiliki sebuah jawaban,
meskipun banyak yang tetap tak terpecahkan, atau hanya terpecahkan dengan
perdebatan. Sehingga ke sepuluh pernyataan Hui Shih tersebut masih banyak orang
yang mempertanyakannya. Mengapa demikian dan mengapa bisa seperti itu.
No comments:
Post a Comment