FILSAFAT BARAT PRA MODERN
Dosen Pengampu : ....................
TUGAS KELOMPOK
FILSAFAT PATRISTIK
YOGYAKARTA
SEMESTER 1 2018-2019
1.
Pengertian
Filsafat Patristik
Berasal dari kata Latin patres
yang artinya bapa-bapa Gereja. Filsafat Patristik mulai berpengaruh dari abad
pertama Masehi hingga awal abad delapan Masehi. Filsafat Patristik adalah zaman
di mana pemikiran Kristiani yang dasarnya adalah dari wahyu pada kitab Injil
dan dikembangkan oleh para patres sangat mendominasi pemikiran filsafat
saat itu. Mereka--para patres-- adalah peletak dasar agama Kristen,
perintis jalan dalam mengembangkan teologi Kristen.
Pada awalnya, pengikut agama Kristen
hanyalah rakyat jelata yang kebanyakan bukan ahli pikir. Sehingga, belum ada
sikap terhadap filsafat Yunani. Namun seiring waktu, para golongan atas dan
golongan ahli pikir mulai menjadi pengikut agama Kristen. Maka, karena itulah
ahli pikir Kristen mulai menentukan sikap mereka terhadap filsafat Yunani.
Para filsuf dalam filsafat Patristik
sendiri memiliki dua garis besar sikap terhadap filsafat Yunani. Yang pertama,
para tokoh filsafat Patristik menolak sepenuhnya filsafat Yunani karena
memandangnya hanya sebagai kebijaksanaan manusiawi atau hasil pemikiran manusia
semata, yang semenjak diturunkannya Wahyu kepada Kristus bukan hanya dipandang
tidak diperlukan namun juga dipandang membahayakan bagi iman Kristen. Tetapi,
ada pula yang memandang filsafat Yunani sebagai langkah persiapan bagi Injil.
Jika dalam filsafat Yunani ada
banyak pemikiran tentang arkhe segala sesuatu, seperti Herakleitos
menggambarkannya dengan api. Atau kaum Stoa yang menganggap Tuhan ada pada
segala sesuatu. Maka dalam filsafat Patristik hal ini ditolak. Tuhan adalah
pencipta segala sesuatu dan di luar Tuhan adalah ciptaanNya. Sedangkan untuk
hubungan antarmanusia, filsafat Patristik mengajarkan hubungan yang saling
menyayangi. Dan juga seseorang harus menyayangi diri sendiri. Dalam filsafat
Patristik dijelaskan pula bahwasanya tujuan manusia tidak ada di dunia ini.
2.
Kaum
Apologit
Kaum Apologit adalah kaum pembela agama Kristen, yang
mencoba membela iman Kristen terhadap filsafat Yunani dengan memakai alasan
yang diambil dari filsafat Yunani sendiri. Disebut demikian, karena para waktu
itu agama Kristen dituduh sebagai orang munafik oleh para non-Kristen. Mereka dituduh
melakukan seks bebas, membenci sesama, dan perbuatan amoral lainnya. Mereka
juga dituduh menyangkal para Dewa. Tekanan ini membuat mereka harus beribadah
secara sembunyi-sembunyi. Namun, ibadah yang tersembunyi ini justru
meningkatkan tuduhan para non-Kristen terhadap pemeluk agama Kristen.
Kaum Apologit pun membantah fitnah
itu dengan menyatakan bahwa pada kenyataannya orang Kristen hidup dengan hukum
dari Allah, sehingga terhindar dari perbuatan amoral seperti yang dituduhkan
kepada mereka. Mereka justru mengasihi sesama dan mendoakan pemerintahan.
Tuduhan mengenai penyangkalan Dewa dijawab kaum Apologit dengan mengatakan
bahwa mereka percaya dan menyembah kepada Allah yang Esa walau memang mereka
tidak percaya kepada Dewa. Sebab, mereka tidak setuju dengan konsep politheisme
alias banyak ilah.
Di sinilah filsafat Yunani digunakan
kaum Apologit untuk membela agamanya. Filsafat Yunani digunakan untuk
membandingkan agama Kristen dengan filsafat Yunani. Sehingga, muncul
pembenaran-pembeneran terhadap agama Kristen itu sendiri. Berikut tokoh-tokoh
Apologit beserta pengaruhnya.
a. Aristides
Aristides merupakan
seorang tokoh Apologit yang berasal dari Athena dan mengajar pula di sana. Ia
hidup sekitar abad kedua Masehi. Sebelumnya, ia bukan pemeluk agama Kristen.
Namun, ia akhirnya masuk ke agama ini. Aristides sangat risau dengan fitnah
kepada agama Kristen yaitu bahwa agama ini atheis, senang berbuat kriminal dan
cabul, dan subversif. Ia membela agamanya dengan cara mengirim surat kepada
Kaisar Hadrianus dan kemungkinan kepada Kaisar Antoninus Pius.
Tidak diketahui apakah
tulisannya sampai ataupun dibaca oleh para Kaisar ini. Tulisan Aristides yang
utuh sudah hilang, yang tersisa hanyalah fragmen tulisannya. Ia menjelaskan
bahwa Allah yang disembah orang Kristen adalah abadi dan tak dapat digambarkan.
Allah itu adalah "ada yang Mahatinggi" (a supreme being), yang
menggerakkan segala sesuatu namun tidak bergerak dan tidak terlihat. Allah
tidak dapat binasa, tidak berubah, tidak mempunyai bentuk, tidak terbatas, dan
tidak mempunyai seks. Allah mengisi segala yang terlihat dan tidak terlihat.
Allah itulah yang menjadikan dan memelihara segala sesuatu bagi kepentingan
bagi manusia. Alam ini teratur dan harmonis karena diatur oleh Allah.
Aristides banyak
terpengaruh filsafat Yunani, khususunya filsafat Aristoteles tentang gerak.
b.
Justinus
de Martyr
Justinus de Martyr
adalah seorang Kristen dan filsuf yang lahir sekitar tahun 100 Masehi. Ia
mempelajari banyak filsafat sebelum akhirnya dibaptis sekitar tahun 130.
Setelah dibaptis, ia mengajar di Efesus, kemudian pergi ke Roma untuk
mendirikan Sekolah Filsafat Kristen. Kematiannya disebabkan dirinya disalib
atas tuduhan tak berdasar. Kedua orangtuanya adalah penyembah berhala.
Justinus tidak menolak
ajaran filsafat Yunani. Ia menghubungkan bahwa filsafat Yunani terutama pikiran
Plato adalah kelanjutan dari agama Kristen. Alasannya adalah, agama Kristen
bukanlah agama baru melainkan agama yang telah tua dan ada sebelum filsafat
Yunani. Musa telah hidup sebelum Plato, dan Plato menurunkan ajarannya dari
ajaran Musa. Maka, Justinus menganggap bahwa para filsuf Yunani berpacuan pada
kitab suci Kristen. Pada soal penciptaan, Justinus menganggap bahwa Tuhan
menciptakan dunia dari ketidak adaan alias prinsip creatio ex nihilio,
yaitu sesuai wahyu. Hal ini tentu bersebrangan dengan Plato yang menganggap
bahwa dunia berasal dari bahan yang telah ada. Karyanya yang masih tersimpan
ialah Apologia dan Dialog mot Trypho. Kedua karyanya ini
dikirimkan kepada Kaisar Antonius Pius sekitar tahun 151 dan kepada senat
Romawi tahun 162.
Justinus mengutip
prinsip Yohanes tentang Kristus sebagai logos. Melalui Kristus, logos-Nya,
Allah dapat berhubungan dengan manusia. Kristus adalah bagian dari hakikat
Allah meskipun terpisah antara satu dengan yang lain.
Kristus sebagai logos
telah membagikan benih logosnya kepada manusia, sehingga manusia pasti
memiliki nilai kebenaran dan kebaikan dalam dirinya. Tiap orang yang mendapat
benih itu sebenarnya adalah orang Kristen, meski ia tidak dibaptis seperti
umpamanya Aristoteles.
Justinus percaya bahwa
kebenaran sejati itu adalah kebenaran Allah. Para filsuf Yunani sedikit banyak
diilhami oleh Allah, namun mata mereka tidak dibuka bagi keutuhan Kristus.
Mereka dipengaruhi oleh demon, yang dikepalai oleh iblis. Maka dari
itulah, para filsuf Yunani
menyimpang dari ajaran yang murni.
c. Tatianus
Tatianus adalah seorang
yang berasal dari Siria. Ia lahir antara tahun 110 hingga 120 Masehi. Tatianus
meninggal sekitar tahun 172 Masehi. Ia mempelajari sejarah, mitologi, sastra,
retorika, dan filsafat. Tatianus telah mempelajari filsafat Yunani dan
agama-agama lain, namun pilihannya tetap jatuh kepada Kristen.
Ia adalah murid dari
Justinus de Martyr dan seorang apologit. Namun, setelah kematian Justinus, ia
terpengaruh ajaran Gnostik dan mendirikan sektenya sendiri yang dinamakan
Enkratit pada tahun 166 meninggal beberapa tahun sebelumnya. Ia juga lalu
menetap di Antiokhia dan mengajar di sana.
Tatinanus menulis
banyak karangan di antaranya Wejangan Kepada Orang Yunani dan Diatessaron
(Injil Harmoni). Wejangan Kepada Orang Yunani dibuat di masa
pemerintahan Kaisar Markus Aurellius. Buku ini memuat tentang kekristenan,
pertobatan, dan serangannya kepada orang Yunani. Ia menyatakan bahwa Dewa-Dewa
Yunani adalah palsu, jahat, dan penipu.
Tatianus sangat
mematuhi dan taat kepada Allah. Dalam tulisannya, ia mengatakan "Apabila
seseorang memerintahkan agar aku menyangkal Allah, aku akan menolaknya. Lebih
baik aku mati." Dari pernyataannya, terlihat dengan jelas bahwa Tatianus
adalah kaum apologit alias para pembela agama.
Sedang dalam Diatessaron,
ia menulis tentang harmoni dari keempat Injil kanonik. Di sini juga dijelaskan
bahwa keempat kitab Injil telah berpengaruh kuat dalam gereja. Karyanya ini
disusun antara tahun 153 hingga 170 Masehi. Diatessaron telah
terpengaruh oleh haluan Gnostik yang dianutnya setelah kematian Justinus.
Terbukti dengan tidak adanya riwayat silsilah Tuhan Yesus dalam tulisan ini.
d. Tertullianus
Tartullianus lahir di
Kartago (di dekat Tunisia sekarang), Afrika
Utara. Setelah
dididik menjadi Selama hidupnya,
ia mempelajari sastra Yunani dan juga sastra Latin. Tertullianus
terkenal dengan ucapannya “credo qua absurdum est” yang artinya "saya percaya justru karena tidak
masuk akal". Ia mempunyai pengaruh besar pada masanya. Tulisannya sendiri
merupakan awal dari sastra Kristen. Penggunaan bahasa Latin sebagai bahasa
dalam gereja juga merupakan pengaruhnya. Baginya kebenaran sejati itu hanya ada
pada kitab Injil. Namun ia tak memungkiri bahwa akal budi juga dapat mencapai
kebenaran. Menurut Tertullianus, filsafat Yunani telah digantikan oleh
wahyu-wahyu Tuhan.
3. Arius dan Athanasius
Selain
dari perbedaan-perbedaan dalam agama Kristen, terdapat juga perbedaan pendapat dalam
memahami diri Yesus..
Arius
dari Alexandra (meninggal tahun 336) mengatakan, Yesus adalah manusia biasa
yang diutus Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri maupun anak-Nya. Jadi intinya, Tuhan
Bapa tidaklah sama dengan Yesus dan Yesus bukanlah Putra Tuhan.
Athanasius
pun tidak menyetujui pendapat Arius. Athanasius mengatakan, bahwa Yesus itu adalah
anak Tuhan Allah. Oleh karenanya, diprakarsailah sebuah perdebatan resmi oleh
Konstatinus Agung untuk membicarakan masalah ini.
Meskipun
pada akhirnya pendapat Athanasius diputuskan menang, namun gereja di bagian
timur masih mengakui pendapat Arius. Athanasius pun terus menerus melakukan
perlawanan. Hal ini diselesaikan setelah
Athanasius meninggal (setelah tahun 373) pada synode di Konstatinopel bahwa
Tuhan Bapa, Putra Tuhan, dan Roh Kudus menjadi dogma Trinitas. Jadi, perdebatan
Arius dan Athanasiuslah yang melahirkan dogma trinitas.
4. Aliran
Gnostik
- Pengertian
Gnostik
ialah suatu usaha lain untuk mendamaikan agama Kristen dengan fisafat Yunani
yaitu usaha yang ingin melebur kepercayaan Kristen dengan filsafat Yunani,
sehingga menjadi satu sistim.
Gnostik
dari kata Yunani Gnosis, yang artinya pengetahuan. Aliran ini mengajarkan upaya
kelepasan menuju Tuhan dari Iman ke pengetahuan (gnosis makrifat). Aliran
gnosis ini merupakan hasil peleburan antara berbagai gagasan dalam filsafat
Yunani Kuno dan Kitab Suci Kristen.
Aliran
ini merupakan peleburan dari gagasan-gagasan yang diambil dari filsafat Yunani
dengan unsur-unsur dari agama rahasia (agama misteri) Yunani dan gagasan dari
Kitab Suci Kristen.
Aliran
ini timbul dalam bentuk yang bermacam-macam dimana hal tersebut justru
mewujudkan bahaya paling besar bagi agama Kristen karena merusak agama itu
sendiri dari dalam.
Aliran
ini merupakan aliran yang paling berbahaya bagi agama Kristen. Gnostik dinilai
berbahaya bagi agama Kristen karena aliran ini menambahkan unsur-unsur dari
luar selain dari ketiga dalil kepercayaan Kristen. Unsur-unsur dari luar yang
ditambahkan yaitu seperti pemikiran Persia, Siria, dan Yahudi. Maka dari itu
aliran-aliran dalam Gnosis bergantung pada unsur-unsur yang telah dimasukkan
tadi.
Aliran yang
terkenal adalah aliran Gnosis yang dipimpin oleh Marcion dari Sinopo. Ia
mendirikan gereja sendiri yang menjadi saingan gereja yang resmi.
Perbedaan
pandangan aliran Gnosis dengan gereja yang resmi yaitu terletak pada pertanyaan
tentang Tuhan yang maha sempurna yang juga menciptakan kejahatan dan dosa, sehingga
harus ditembus oleh Yesus. Kaum Gnosis mengatakan bahwa ada Tuhan yang mencipta
dan Tuhan yang mengampuni.
Pandangan
kaum Gnosis tentang Tuhan juga mempengaruhi pandangannya mengenai manusia.
Bahwa manusia itu berdosa, tidak lagi dipandang sebagai kesalahan manusia. Jiwa
manusia merupakan tempat terjadinya peperangan antara kebaikan dan kejahatan,
dan manusia harus tahu serta mengerti tentang hal ini.
- Corak Ajaran
- Terdapat
pertentangan mutlak antara roh sebagai asas segala kebaikan dan benda
sebagai asas segala kejahatan;
- Penciptaan
bukanlah oleh Tuhan/Allah, melainkan oleh tokoh rohani yang lebih rendah
yang bersifat rohani;
- Kelepasan
hanya dapat dicapai oleh sekelompok kecil orang yang berhasil naik dari
iman ke pengetahuan (gnosis).
Apabila
dilihat dari sisi filsafat Gnostik yaitu tidak begitu besar artinya karena
ajarannya lebih dikuasai oleh fantasi daripada oleh akal sehat.
Meskipun
pengetahuan dipandang tinggi oleh mereka, namun dari sisi kefilsafatan penganut
gnostisisme dianggap kurang penting. Hal ini dikarenakan mereka
mencampuradukkan unsur-unsur kefilsafatan, mitos, dan Injil secara tidak kritik
yang didalamnya khayalan merupakan sesuatu yang lebih besar peranannya
dibanding dengan pemikiran. Hal ini tampak pada tulisan gnostik yang berjudul
Kebijaksanaan Iman.
Para
penganut gnostisisme dapat dikenal melalui kutipan-kutipan yang berasal dari
penentang-penentang mereka. Di dalam kelompok penentang ini termasuk juga
antara lain Clemens dan Origenes, yaitu para pemimpin sekolah guru agama di Iskandaria.
Mereka melanjutkan garis pemikiran Justinus dalam pemikiran Kristiani, mereka
juga menampilkan pengetahuan yang benar dari kepercayaan terhadap pengetahuan
yang sesat dari para penganut gnostisisme. Karena pada tahun-tahun terakhir ini
banyak ditemukan tulisan-tulisan tangan gnostik, maka diduga bahwa pada
waktunya akan diperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai hakekat dan
bentuk penampilan gnosis.
5. Aurellius Agustinus
Merupakan filsuf kristen, kelahiran
Thagaste, Numedia, tahun 354. Ia meninggal kemudian pada tahun 430. Ia sempat
terombang ambing dari Manikheisme ke Skeptitisme dan Neo-platonisme. Pada
akhirnya, ia dibatiskan pada tahun 387, kemudian menjadi imam pada tahun 392
dan menjadi uskup pada 396.
Augustinus
di kenal sebagai filsuf yang dalam karya-karyanya mengaitkan iman dan filsafat.
Ia juga di kenals ebagai seseorang yang anti terhadap Skeptitisme di kemudian
hari, yang menurutnya Skeptitisme merupakan buah dari pertentangan batin.
Karya-karyanya
antara lain:
1. De Trinitate (Tentang Trinitas)
2. De Civitate Dei (Tentang Negara Tuhan)
3. Confessiones (Pengakuan-Pengakuan)
Garis besar pemikirannya:
- Tentang
ketuhanan
1. Dasar kepastian dan kebenaran bersumber
dari Tuhan, zat yang metafisis.
2. Tuhan mengatasi segala pengertian dan
pengetahuan manusia.
3. Pengetahuan manusia tentang Tuhan bukan
ini bukan itu.
4. Ajaran Trinitas: Tuhan Esa dalam
zatNya, tiga dalam pribadiNya.
- Tentang
penciptaan
1. Menganut prinsip creatio ex nihilo atau
penciptaan yang keluar dari ketiadaan.
2. Dasar penciptaan adalah Logos dan
hikmat Tuhan.
3. Dalam akal Tuhan ada ide-ide Ilahi.
Semu penciptaan berpartisipsi dari ide-ide
Ilahi
ini. Manusia brperan dan berpastisipasi dengan akalnya.
Daftar Pustaka
Asdi,
Endang Daruni. 1978. Sejarah Filsafat Barat Abad Pertengahann.
Yogyakarta: Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Collins,
Michael, and Matthew A. Price. 2006. The Story of Christianity, Menelusuri
Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius.
Curtis, A
Kenneth, J Stephen Lang, and Randy Petersen. 2007. 100 Peristiwa Penting
dalam Sejarah Kristen,. Jakarta: Gunung Mulia.
Delfgaauw,
Bernard. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.
Hadiwijono,
Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius.
Wellem,
F.D. 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja .
Jakarta: Gunung Mulia.
No comments:
Post a Comment